Ponpes Liqaur Rahmah

Loading

Kiai Santoso Anom Besari: Babak Akhir Gontor Lama

Kiai Santoso Anom Besari: Babak Akhir Gontor Lama

Pondok Gontor Lama, sebagai penerus tradisi keilmuan Tegalsari, terus eksis hingga generasi ketiga di bawah kepemimpinan Kiai Santoso Anom Besari. Beliau adalah sosok yang memegang estafet penting dalam sejarah panjang pesantren ini, melanjutkan warisan para pendahulunya dengan penuh dedikasi. Perannya vital dalam menjaga obor pendidikan Islam di tengah tantangan zaman.

Di bawah bimbingan Kiai Santoso Anom Besari, Gontor Lama terus menjadi pusat penggemblengan ilmu agama dan akhlak. Santri-santri datang dari berbagai daerah, menimba ilmu dan membentuk karakter di bawah pengawasan beliau. Kiai Santoso mewarisi semangat keilmuan yang kuat dari garis keturunannya, menerapkannya dalam setiap pengajaran.

Namun, takdir berkata lain. Kiai Santoso Anom Besari wafat di usia muda pada tahun 1918. Kepergian beliau yang mendadak ini menjadi pukulan berat bagi Pondok Gontor Lama. Beliau meninggalkan tujuh orang anak yang masih kecil, belum ada yang siap untuk melanjutkan kepemimpinan pesantren yang begitu besar dan membutuhkan kebijaksanaan.

Kehilangan pada usia produktif ini mengakibatkan Pondok Gontor Lama harus menghadapi masa-masa sulit. Dengan tidak adanya penerus yang cukup dewasa dan matang untuk mengemban amanah kepemimpinan, operasional pondok pun terhenti sementara. Ini adalah periode transisi yang penuh ketidakpastian bagi institusi pendidikan tersebut.

Meskipun kepemimpinan formal Gontor Lama berakhir dengan wafatnya, semangat dan tradisi keilmuannya tidak serta merta padam. Benih-benih kebaikan yang telah ditanamkan oleh beliau dan para pendahulunya tetap hidup dalam diri santri dan keluarga besar pesantren. Ini menjadi pondasi bagi kebangkitan di kemudian hari.

Dari puing-puing kevakuman kepemimpinan Gontor Lama inilah kemudian muncul harapan baru. Tiga putra Kiai Santoso Anom Besari, yang kelak dikenal sebagai Trimurti Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, akan mengambil peran besar dalam menghidupkan kembali dan merevitalisasi semangat pendidikan Islam.

Wafatnya Kiai Santoso pada tahun 1918 menandai berakhirnya satu era penting dalam sejarah Gontor Lama, namun sekaligus membuka lembaran baru. Peristiwa ini menjadi titik tolak bagi transformasi pesantren menjadi Pondok Modern Darussalam Gontor, yang akan tumbuh menjadi institusi pendidikan Islam modern terbesar di Indonesia.

Singkatnya, Kiai Santoso Anom Besari adalah pemimpin generasi ketiga Gontor Lama yang wafat muda pada tahun 1918. Kepergiannya menyebabkan kepemimpinan pondok berakhir sementara, namun warisan semangat keilmuan yang telah ditanamkannya menjadi cikal bakal bagi kebangkitan dan transformasi Gontor di masa mendatang.